Hati-Hati dengan Para Pencuri Ide

Pernahkah ide anda dicuri orang? Saya pernah. Cukup sering juga.

Dongkol juga sih.

Habis, mau diapakan. Dituntut? Ide itu masih masuk domain “free”, menurut saya. Siapa saja bisa memanfaatkannya.

Cuma, lain kali saya akan lebih berhati-hati saja. Terutama jika ketemu orang kaya atau perusahaan besar. Biasanya merekalah yang lebih agresif mencuri ide. Ya, mereka dengan kebesaran perusahaan dan kapitalnya, biasanya malah kering dengan ide-ide baru dan segar.

Ada seorang pengusaha kaya menawarkan kerja sama dengan Manet. Niatnya, ia ingin men-supply kebutuhan produk kami. Mulai dari bahan, disain sampai produksinya. Tentu saja kami senang sekali.

Saya pun menceritakan tentang Manet ini. Bla..bla… bla. Dengan penuh semangat, tentu saja. Ia begitu terpikat untuk bekerja sama. Janji pun dibuat.

Tunggu punya tunggu, janji itu tidak kunjung terpenuhi. Semangat saya menurun. Akhirnya saya pun lupa.

Janji itu pun tidak dipenuhinya. Eh, tiba-tiba anaknya membuka bisnis serupa dengan Manet. Hmm…

Lain kesempatan saya bertemu lagi dengan sebuah perusahaan besar ternama di bidang busana muslim. Saya tidak usah sebut namanya. Sangat terkenal. Ia menawarkan kerja sama yang kurang lebih serupa.

Saya, sekali lagi, terpikat dengan antusiasmenya. “Nanti Manet akan kita support dengan konsep yang begini…begini…begini”, kata salah satu ownernya. Sekali lagi, saya tentu saja senang sekali dengan janjinya. Bayangkan, Manet akan disupport oleh perusahaan ternama.

Nyatanya, waktu 10 hari yang dijanjikan terlewati. Sebulan, dua bulan, akhirnya saya pun lupa. Belakangan, perusahaan itu muncul dengan satu brand baru yang konsepnya kurang lebih sama dengan Manet.

Saya tidak kapok. Masih terus percaya bahwa tidak semuanya begitu.

Saya coba lagi dengan mitra lain. Ia adalah seorang supplier lama di sebuah jaringan ritel ternama di Indonesia. Ia tinggal di sebuah perumahan elite di bilangan utara Jakarta. Rumahnya besar sekali. Dua kavling dijadikan satu. Bayangkan, betapa sukses dan kayanya dia. Saya berpikir, orang sekaya ini tidak akan berbuat serupa, mencuri ide saya.

Nyatanya dugaan saya salah lagi. Belakangan ia menjadi salah satu pesaing saya.

Masih ada contoh pengalman lain? Masih. Daftar saya masih cukup panjang. Cuma, terlalu panjang kalau diceritakan di sini.

Intinya adalah, para pengusaha kaya (biasanya mereka sudah senior), atau perusahaan besar, biasanya mereka sudah mengalami stagnasi. Mereka kekurangan ide untuk berkembang. Meski pun duitnya banyak.

Nah, mereka mencari ide-ide baru untuk melakukan terobosan.

Sekarang istri saya jadi cerewet. Setiap mau ketemu dengan calon mitra baru, apalagi yang besar-besar, ia selalu mewanti-wanti saya dengan keras, “Awas, Uda jangan banyak omong ya”. Ia khawatir, karena saya punya kebiasaan sering keceplosan ngomong.

Memang, kalau sudah berbicara, orang biasanya terpukau dengan ide-ide saya. Entah kenapa. Mungkin karena saya bicara dengan antusias dan penuh semangat. Apalagi setiap ide saya itu didukung oleh referensi yang terbilang lengkap dan canggih. Maklum, saya mengamati apa saja, dan membaca apa saja. Jadi presentasi saya itu begitu meyakinkan, canggih dan penuh referensi.

Kapokkah saya? Nggak juga. Cuma lain kali lebih hati-hati saja. Terutama dengan perusahaan besar.

Saya ingat kata-kata Pak Perry Tristianto (juragan jaringan factory outlet di Bandung). “Nggak ada tuh, perusahaan besar yang mau bantu kita. Justru kitalah yang bantu mereka”. Saya mengiyakan pendapatnya itu. Berdasarkan pengalaman.

Salam FUUUNtastic!
Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim

Gambar: wallet_stealing

15 pemikiran pada “Hati-Hati dengan Para Pencuri Ide

  1. Mas Roni, jangankan pengusaha2 kelas tanggung itu, Bill Gate pung pernah melakukan hal serupa. Modusnya sama dia pura pura nawarin kerja sama dengan mitra, nah mitra ini ngerocos semua gagasannya , nah loh kerjasama nggak jadi idenya pun diambil. so rasanya menurut saya membesarkan diri adalah dengan membesarkan orang lain. nggak usah numpang kebesaran orang lain

    salam

    widi sujatmika

    Suka

  2. Wah, Mas…

    Kadang ke- "Tangan Di Atas" -an kita mesti disertai dengan perhitungan rasional juga yah.. hehe..

    Tapi kayaknya balik lagi ke niatnya deh Mas..

    Jadi abis kita tau kalo tuh orang ternyata udah pake ide kita..

    Tentunya LOA nya kita harus jalan lagi, bulat & ikhlas, yakin kalo Allah pasti ngasih yg jauh lebih Ok lagi..

    Salam

    Fadly

    http://www.biosugih.com

    Suka

  3. Insya Allah, pak Roni juga akan sebesar dan sesenior mereka… Mudah2an tidak mengulang kesalahan yg sama ya pak..

    salam sukses

    Suka

  4. Pak Roni…
    Kebetulan bisnis yang saya kelola, SMO, juga mulai ada yang meniru. Bahkan banyak ide saya yang “dicuri”. Tapi seperti yang pernah dikakatan Pak Isdiyanto, jangan takut bila ide dicuri. Yang penting kita tetap berusaha menciptakan produk yang unik.

    Salam sukses!

    Suka

  5. Pak Roni ,saya ikut prihatin dengan kondisi bapak. Dan saya dulu masih ingat pernah sms ke pak roni dan minta saran ke pak roni.ini no hp saya,821086908504 kalau bapak masih ingat sihh..sampai saat ini saya masih tinggal di korea selatan. Dan atas saran bapak sekarang saya telah memiliki sebuah usaha,walaupun sambilan tapi hasilnya lumayan besar. Pak saran saya,kalau mau kerjasama usaha .kerjasamalah dengan orang-orang yang taat beragama.karena 20persen orang-orang didunia ini benar dan 80persen orang-orang didunia ini pada ga benar.kaya prinsipnya pareto dan parkinson yang bapak tulis. Mudah-mudahan bapak di permudah jalan usahanya,dan bukankah kita masih ingat pak”semakin tinggi suatu pohon angin yang berhembusakan semakin kencang.

    salam chaerulamin

    Suka

  6. Betul juga pak, Orang gede (hulu) memang begitu maunya melindas saja. Mudah-mudahan Bapak tidak kapok. Soalnya rencananya saya juga mau memperlihatkan produk pada bapak supaya dinilai layak tidaknya dan kalo bisa dibantu kasih pencerahan untuk masarinnya. Tapi jangan takut karena saya bukan orang gede, cuma yang mau belajar untuk menjadi TDA. Sekarang barangnya masih dibikin untuk sampelnya.

    Suka

  7. Ikhlasin aja Bro. Aku pernah diajarin begini “kalo kita yang dapet lebih itu namanya laba, kalo kita yang kasih lebih itu namanya sedekah.” Insya Allah terpulang jua ke masing-masing. Tunggu aja panennya Bro.

    Suka

  8. Ide hanyalah langkah awal untuk memulai sebuah tindakan.

    Bisnis memang harus selalu punya ide untuk mengembangkannya. Dan untuk mencari ide banyak caranya.

    Boleh dikata semua pebisnis, apalagi yang sudah berkecimpung lama di dunia bisnis, pasti banyak memiliki ide-ide, mereka bisa saja mempunyai satu Tim Penggali Ide.

    Ide-ide bisnis bisa saja akhirnya muncul serupa bahkan sama persis. Itu lumrah saja di dunia bisnis.

    Kita harus mau memahami Bagaimana Mencari Ide Bisnis – Untuk Meraih Sukses

    Yang penting, sebagai entrepreneur, kita tetap PASSION dalam mengembangkan bisnis-bisnis kita, tidak peduli ada kesamaan ide dengan pebisnis lainnya.

    Tetap semangat dan selalu Percaya Diri dan Tekun – KEEP PASSION…

    Salam Sukses Penuh Berkah dari Surabaya,

    Wuryanano
    Motivational Blog – Support Your Success

    Entrepreneur Campus – Support Your Future

    Suka

  9. umm, salam kenal mas.
    kalau cep sie, bukan ide usaha yang diambil, tapi judul tugas akhir hikz…3x
    sedihnya, ampe sekarang masih sedih mas, biz, cep kudu cari akal u ngubah konsep alat tugas akhir cep

    Suka

  10. Nggak cuma ide bisnis mas Roni, pelakunya pun juga ada dikalangan birokrat (pejabat daerah diantaranya). beberapa waktu lalu JPMI jabar berencana bikin acara bertajuk job expo & inspiring business. Konsep sudah kita buat, pembicara pun dalam proses lobby, proposal juga sudah disiapkan. Kita dengan polosnya menuangkan ide tersebut bulat-bulat dalam proposal. Panitia memasukkan proposal itu kebeberapa pihak, salah satunya pemda. Proposal itu kami masukkan ke salahsatu dinas di jabar, diterima dengan sangat hangat. Kami pun menunggu respons datang dari mereka. 1-2 minggu ditunggu, konfirmasi tidak kunjung datang. Kurang lebih 2 minggu lalu saya menemukan spanduk sebuah event yang anehnya berjudul nyaris sama dengan acara kami, hanya saja ada sponsor rokok disitu. Saat hal itu coba saya ungkapkan dirapat pengurus, ternyata hal serupa juga ditemukan oleh pak Amry (pemilik Rabbani, ketua JPMI Jabar) di event yang berbeda.
    Kalau kata beliau, kemungkinan besar proposal itu 'djual' ke sponsor besar dengan EO oknum pejabat/karyawan pemda itu.

    Suka

  11. Saya mengalami hal yang kurang lebih sama di tempat bekerja. Saya diminta membuat aplikasi untuk kebutuhan internal perusahaan. Dengan tulus demi memajukan perusahaan saya desain dan kembangkan kurang lebih 6 bulan. Dengan polosnya saya presentasikan aplikasi didepan atasan. Saya tunggu respon dari atasan sekian lama mengenai aplikasi yang saya buat tidak ada kabar. Ternyata beberapa bulan kemudian ide saya dikembangkan oleh vendor pihak eksternal perusahaan dengan fungsi dan tampilan serupa. Dengar2 kabar aplikasi tersebut sengaja dilimpahkan ke pihak ketiga, agar para oknum petinggi mendapat jatah bagi hasil uang proyek. Bisnis memang buas.. 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar