Mengubah Lingkaran Pengaruh

Seorang ibu menelpon saya dan menarik perhatian saya untuk betah berlama-lama menerima teleponnya.

Tulisan bapak itu persis seperti yang saya alami saat ini”, katanya, sebut saja namanya Bu Ani.

Kemudian ia bercerita bahwa bisnisnya bertahun-tahun sebagai supplier diperlakukan secara tidak adil dan dimanipulasi. Ia sudah memenuhi kewajibannya sesuai kontrak, sedangkan haknya menerima pembayaran selalu saja dikebiri.

Ada saja alasannya, seperti pembayaran dari pembeli yang tertunda dan sebagainya. Padahal, kewajibannya telah ia tunaikan, sekarang ia berhak menuntut balik pembayaran sesuai yang telah disepakati. Hal ini tidak terjadi di satu-dua perusahaan yang menjadi mitranya saja. Tapi mayoritas semuanya seperti itu.

Masalah ini begitu membebaninya. “Karyawan saya kan harus dibayar gajinya, Pak”, ujarnya. “Selama ini saya terpaksa menomboki saja, karena tagihan belum cair-cair”.

“Sampai kapan ibu akan begini terus”, tanya saya. “Masalah seperti ini harus ada akhirnya.” Saya teringat buku Who Moved My Cheese karangan Spencer Johnson yang telah memprovokasi saya untuk keluar dari Tanah Abang beberapa tahun lalu.

“Bu, ada yang namanya lingkararan pengaruh dan lingkarang yang tidak bisa dipengaruhi”, kata saya mengutip teorinya Stephen Covey.

“Kita hanya bisa mengubah lingkaran pengaruh dan tidak bisa mengubah lingkaran di luar pengaruh. Kondisi saya saat itu di Tanah Abang kurang lebih seperti ibu. Saya “terperangkap” oleh sistim bisnis yang tidak baik dan tidak bisa saya pengaruhi. Ketimbang mengutuki keadaan yang tidak bisa saya ubah, lebih baik saya mengubah lingkaran pengaruh saya sendiri, yaitu diri saya dan bisnis saya. Saya memutuskan untuk keluar dari Tanah Abang, sebuah keputusan yang saya syukuri sampai hari ini.”

“Apakah ibu dapat melihat, sedikit ‘cahaya’ di ujung terowong gelap masalah ibu? Kalau tidak ada, artinya tidak ada harapan, sudah saatnya ibu berpikir untuk berubah dan melalukan sesuatu yang berbeda.” Hanya orang gilalah yang berharap sesuatu yang berbeda dari usaha yang sama, kata Einstein.

“Yang saya lakukan di Tanah Abang ketika itu adalah sesuatu yang benar-benar berbeda, atau revolusioner. Saya tutup ketiga toko itu dan saya mulai sesuatu yang benar-benar baru dan tidak pasti, yaitu berdagang secara online dari garasi rumah.”

Ibu itu bersemangat dan terprovokasi oleh saran saya. “Tapi, ingat, jangan gegabah. Bisnis ibu sudah besar dan banyak karyawannya. Jadi, harus hati-hati dan dengan perencanaan yang matang.” saran saya menutup pembicaraan.

Salam FUUUNtastic!
Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA

Satu pemikiran pada “Mengubah Lingkaran Pengaruh

  1. Tulisan ini saya tunggu2, memang demikian adanya di TA,
    ada 1000 alasan ketika mau ambil hak, terus menerus begitu, spt lingkaran.
    Harus punya mental kuat.
    ketika di awal rasa penasaran masih tinggi lama2 kok begitu2 aja.

    Trims Pak…Mak Nyus tulisannya

    Suka

Tinggalkan komentar