Butterfly Effect TDA

Lutfiel Hakim, awalnya adalah seorang instruktur bahasa Inggris dengan gaji per bulan Rp. 800.000. Dengan gaji segitu tak ada yang tersisa buatnya di akhir bulan, karena setelah dipotong transportasi dan biaya hidup ia malah harus nombok Rp. 200 ribuan setiap bulannya.

Itu cerita sebelum ia mengundurkan diri tahun 2007 dan bergabung dengan Komunitas TDA yang ditemukannya secara tak sengaja saat menjelajah dunia maya.

Proses perpindahan kuadrannya menjadi semakin manis setelah mendapat bantuan seorang teman TDA yang mengajaknya bekerja sama memasarkan jasa kursus privat bahasa Inggris melalui internet.

Kini, omzet perbulannya sudah tembus angka Rp. 25 juta, berkali-kali lipat dari gaji yang didapat sebelumnya.

“TDA mendukung saya 100% dalam banyak hal, termasuk pengembangan diri dan kewirausahaan”, akunya kepada Dalyanta Sembiring, seperti tertulis di majalah Reader’s Digest edisi September 2010.

Tanggal 17 Agustus jam 6 pagi saya berada di kamar hotel Madani, Medan menyaksikan Trans TV yang menayangkan acara Makna Kemerdekaan. Stasiun ini mengangkat tema keadilan, kemakmuran dan kedaulatan dalam mengisi kemerdekaan.

Untuk segmen kedaulatan, Komunitas TDA dipilih karena dinilai termasuk yang gigih memperjuangkan kedaulatan ekonomi, khususnya dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.

Saya pun menunggu tayangan itu dengan berdebar-debar, karena saya termasuk yang menjadi nara sumbernya.

Satu hal yang menarik perhatian saya adalah seorang nara sumber wanita berjilbab yang tinggal di Depok bernama Molina.

Ia bercerita tentang bagaimana ia berhenti bekerja dengan tantangan yang berat dari keluarga dan memulai usaha batik online.

Berulang kali ia bertutur bahwa semua pencapaiannya ini tak lepas dari peran Komunitas TDA wilayah Depok di mana ia sekarang bergabung.

Saya baru mengenal member ini dan terus terang saya terpaku dan speechless mendengar pernyataannya bahwa TDA telah sedemikian rupa membantunya berubah menjadi seorang pengusaha.

Lutfiel Hakim, Molina dan banyak lagi member yang tidak bersentuhan langsung dengan saya. Tapi, manfaat dari TDA sudah mereka rasakan.

Subhanallah.

Apakah ini yang namanya butterfly effect dari TDA?

Menurut teorinya, butterfly effect itu terjadi karena chaos theory yang terjadi tanpa sengaja. Menurut saya, butterfly effect TDA terjadi karena sengaja, salah satunya adalah dengan adanya kelompok mastermind yang gencar dikampanyekan di TDA.

Dua orang member tadi aktif bergabung di mastermind TDA. Mastermind TDA adalah salah satu bentuk dari upaya sengaja dalam rangka menebar rahmat TDA seluas-luasnya.

Mastermind adalah butterfly effect TDA yang berdampak luar biasa. Saat ini ada sekitar 100-an kelompok mastermind TDA. Bayangkan, 5 sampai 10 tahun ke depan, apa yang terjadi di balik fenomena ini.

26 pemikiran pada “Butterfly Effect TDA

  1. jangankan yg sudah bergabung di TDA. saya belum bergabung aja, dengan membaca website TDA, blog member2nya (terutama Bu Doris Nasution) dan blog Pak Ronny udah semangat buat mempelajari dan memulai dunia usaha. subhanallah.

    Suka

  2. Alhamdulillah Pak, setelah ikut FWB 2010, akhirnya saya bisa segera action berwirausaha, setelah sekian lama menunda-nunda untuk memulai. Sukses selalu TDA. Terima kasih.

    Suka

  3. Terima kasih Pak Roni…terus terang, TDA adalah penyemangat saya untuk selalu bangkit, karena saya ingin sekali menjadi pengusaha seperti Pak Roni dan rekan2 TDA yg lainnya. Banyak sekali ilmu2 yg bisa saya dapatkan dari berbagai postingan d milis maupun tulisan rekan2 di blog.

    Semoga saya bisa berbagi seperti member2 TDA yang lain amiin

    Suka

    1. Saya terkesan dengan kisahnya Mbak Maulina di Trans TV. Semoga menginspirasi teman2 yang lain. Jangan lupa, selalu berbagi dengan teman2 TDA. Masih banyak teman2 yang butuh pencerahan dan inspirasi

      Suka

  4. Thx Pak Roni,

    Jadi pingin ikut aktif di TDA.
    Gimana caranya ya?
    Selama ini saya sudah jadi member di websitenya TDA
    dan menjadi pembaca setia artikel2nya.

    Sukses selalu buat TDA.

    Suka

  5. Alhamdulillah…TDA juga yang sudah merubah jalan hidup saya… TDA juga yang sudah membuat SemerbakCoffee bisa seperti sekarang..
    Untuk itu, kacang tak kan lupa pada kulitnya..

    terima kasih Pak Roni, Pak Haji Alay, Pak Iim dan semua rekan TDA baik pusat dan wilayah….yang sudah memberi begitu banyak pelajaran pada saya….

    dan sekarang,bagi saya , TDA adalah segala nya….

    Suka

  6. Provokasi TDA itu emang gak nahan. Bikin orang panas dingin. Kalau sudah mengenal TDA, malu untuk mengeluh, misalnya omset menurun..Sebab di TDA sdh tertanam kuat keyakinan bahwa bahasa menunjukan bangsa.

    Suka

  7. Sangat terinspirasi dan sekarang saya juga membuka Bimbel Bapinger (bapinger.web.id) di Bandung setelah lama tertunda 🙂

    Walaupun belum pernah ikut Komunitas TDA terutama di Bandung, sudah terbukti menjadi “viral marketing” yang ampuh

    Suka

      1. please, dishare disini juga ya pak, secara saya gak join twitter gitu lho.
        ditunggu infonya habis lebaran

        Suka

  8. Alhamdulillah, walaupun saia tidak aktif di TDA dan belum lama ini baru jadi member di websitenya TDA, butterfly effect dan inspirasi dari TDA dan Pak Roni sudah saya rasakan dan dapatkan jauh2 hari. Sejak tanggal 23 Desember 2006 sampai sekarang. Thq TDA, Pak Roni, and thq all… 🙂

    Suka

  9. 2 tahun setelah resign, saya mampir ke mentor saya (atasan), ketika dulu bekerja di lembaga pendidikan. Apa yang dia sampaikan ketika saya memaparkan tentang blog. SEO termasuk ide – ide kewirausahaan? “Anda kok sekarang berubah/berkembang drastis betul, setahu saya sewaktu bekerja dulu, tidak seperti ini?”
    Saat komentar itu keluar, satu – satunya sumber dan komunitas tempat saya bergabung adalah : TDA dan Mastermindnya…..Terima kasih.

    Suka

Tinggalkan komentar