Beli Rumah atau Mobil Dulu?

Demikian pertanyaan dari akun Twitter @SafirSenduk, seorang perencana keuangan ternama.

Tergelitik untuk menjawab, saya pun menjawabnya seperti ini: “Beli toko/ruko dulu, karena itulah yang menghasilkan uang/cash flow”.

Sesungguhnya, saya tidak tahu konteks pertanyaan itu. Jadi saya jawab dengan konteks versi saya yang seorang wirausaha.

Orang tua saya selalu berpesan, kalau punya duit jangan beli rumah dulu, tapi belilah toko, karena toko adalah tampek batagak atau tempat berdiri. Maksudnya, toko adalah tempat sumber penghasilan alias cash flow istilahnya Robert Kiyosaki.

Nasehat itu saya ikuti sampai sekarang. Ketika punya rezeki, ruko tempat usaha dululah yang saya beli. Setelah usaha mantap barulah kemudian membeli rumah atau kendaraan.

Saat berdiskusi dengan beberapa teman kemarin, hal ini juga saya ceritakan. Sebagian dari mereka cukup surprise dengan pernyataan saya ini. Secara umum sebagian besar kita cenderung kalau punya uang pasti membeli rumah atau kendaraan dulu.

Beberapa hari lalu saya main ke Pondok Indah Mall dan menemukan sebuah toko baju anak yang baru dibuka dengan disain yang cukup keren.

Setelah berbicara dengan SPG akhirnya saya tahu bahwa pemiliknya adalah mantan tetangga saya waktu ngontrak di Kemandoran dulu.

Dari kartu namanya tertera jumlah tokonya sudah mencapai 5 cabang. Hebat juga. Sewa toko di PIM itu tidak murah. Sekitar 200 jutaan setahun. Artinya, cash flow bisnis mantan tetangga saya ini sudah cukup kuat untuk meng-cover biaya itu.

Yang membuat saya surprise adalah ia masih tinggal di tempat yang sama. Ya, masih mengontrak. Padahal dari segi hitungan bisnis, ia sudah cukup mantap untuk memiliki rumah sendiri.

Saya pikir, ia punya pertimbangan yang sama dengan saya. Ia harus memantapkan tampek batagak dulu sebelum membeli rumah yang menurut Kiyosaki adalah liability (tidak menghasilkan uang, malah menyedot uang kita tiap bulan).

Pilihan yang smart. Ini sebuah bentuk dari kecerdasan finansial.

Bagaimana dengan anda?

Apa prioritas anda, beli oko/ruko, rumah atau mobil dulu?

34 pemikiran pada “Beli Rumah atau Mobil Dulu?

  1. saya cenderung memilih beli rumah dulu, dengan asumsi untuk investasi properti sekaligus ‘kantor’ jika ada usaha sampingan

    akan tetapi, beli ruko/toko dulu juga masuk akal sih, hanya saja harganya kadang lebih mahal ketimbang rumah

    Suka

  2. Saya setuju dg pilihan Mas Roni pd ruko, utk memantapkan cash flow dulu. Tp klo pilihannya rumah atau mobil dulu, saya pilih rumah. Krn saya blm bs nyetir. Tp saya tidak beli, saya pengennya dapat gitu aja, dgn cara2-Nya. Ini yg sdg saya jlni, Insya Allah bisa. Mohon doanya 🙂

    Suka

  3. kalo saya pilih bangun bisnis dulu hingga mengakar kuat dan berbuah lebat, barulah beli rumah dan kendaraan. sementara naik motor ndak masalah kan? sementara masih ngekost atau ngontrak gak masalah kan? yang penting di rekening banjir cashflow hehe..

    Suka

  4. Setuju Da, mental dan karakter wirausaha dengan mental dan karakter pekerja memang berbeda Da, kalau mental wirausaha seperti uda pasti mendahulukan aset Cash flow baru yang lain sedang mental pekerja tentu kurang memperhitungkan aset cash flow malah aset yang liability. Saya merasakan itu karena saat ini saya masih berstatus amphibi dari PNS (TDB = Tangan Di Bawah) menuju wira usaha (TDA= Tangan Di Atas).

    Suka

  5. pertimbangan utama adalah rumah, ya mungkin jiwa saya bukan seorang wirausaha tapi ya sedikit demi sedikit saya lebih mencari usaha yang sifatnya tabungan jangka panjang semacam beli rumah untuk disewakan atau tanah yang ditanami pohon sengon

    Suka

  6. Maap jawaban saya beda. Saya pilih naek haji dulu 🙂
    O iya saya juga pernah dengar nasehat dari orang sukses: “Kalo mampunya beli motor, belilah sepeda, kalo mampunya beli mobil, belilah motor”. Dan memang terbukti dgn prinsip itu beliau bisa sukses.

    Suka

  7. ass. ak pilih rumah dlu, rumah tmpat kita pulang, melepas lelah, bertemu keluarga, ibadah dengan tenang. Setelah kta memenuhi spt tersebut diatas, kita bisa bekerja dgn tenang. Ak sering menemui keluar smpai anaknya menikah tapi rumah masih ngontrak. Akhirnya setelah usahanya jatuh mau tidak mau dia ikut berteduh di tempat anaknya yg baru menikah. Wss

    Suka

  8. Brilian Pak Roni…ciptakan dulu sumur2 penghasilan…baru bolehlah mau beli apa aja hehehe..tp tetap dengan cash flow positf dong …

    Suka

  9. Assalamu’alaikum wr wb,

    Mungkin pilihan masing2 orang beda prioritasnya, yg jelas harus punya konsep simplicity ( hidup sederhana ).

    thx

    wassalamu’alikum wr wb

    Suka

  10. Postingnya bagus sekali, pak Roni.
    Saya cenderung beli sesuatu yg akan memberikan cash flow lbh baik sesuai kondisi yg dikehendakinya. Bisa itu ruko, rumah, mobil atau gadget sekalipun, tergantung kondisi/posisi kita sbg apa.

    Suka

  11. Asslkm wr wb.Wacana yang menarik Datuk Roni.Pengalaman saya selama ini,alhamdulillah begitu dapat rezeki senilai ONH biasa untuk dua orang,saya naik haji dulu bersama istri.sebab saya pernah baca bahwa apabila Allah SWT sudah memberikan rezeki senilai ONH maka haji bisa menjadi wajib,karena berarti kita masuk golongan yang mampu untuk haji.dan itu adalah salah satu bentuk panggilan dari Allah SWT.apabila nunggu bentuk panggilan yang lain,dengan kesibukan didunia yang tidak akan habis2nya mungkin tidak akan terpanggil kita atau kalo sdh tua baru deh kepanggil.jadi jangan sampai Allah SWT tidak memberikan kesempatan lagi yang kedua pada kita untuk berhaji,baik disebabkan umur maupun rezeki.wallahu a`lam bisshawab.kemudian karena saya masih mental karyawan,begitu dapat rezeki lagi,saya gunakan untuk bikin kontrakan.setelah itu baru bangun rumah.mobil menjadi prioritas terakhir, karena alhamdulillah saya masih bisa menikmati naik motor ke kantor.saya berusaha untuk tidak tergoda untuk beli mobil yg mungkin jarang saya gunakan,dan potensi biaya yg dikeluarkan cukup besar seperti bensin,pajak,dan asuransi,walaupun tahunan.lebih saya gunakan untuk yg lain seperti asuransi pendidikan anak,nabung untuk beli emas,dll.disisi lain saya berusaha agar bisa dapat mobil dinas dari kantor.eh sorry datuk,kepanjangan nih.kaya bikin artikel 🙂 wassalamu`alaikum wr wb.

    Suka

  12. Berhubung usaha saya di bidang software/apps engineering saya tidak membutuhkan tempat khusus untuk usaha. Investasi tempat usaha saya adalah hosting yang bisa dibilang sangat murah. Untuk itu saya mengalihkan investasi saya ke development tool terlabih dahulu. Setelah itu baru beli rumah dan mobil karena usaha saya bergantung pada tool yang digunakan. Intinya pendapat Pak Roni tidak salah. Modal dahulu baru tempat tinggal dan kendaraan.

    Suka

  13. mas, gimana klo pegawai BUMN seperti saya ini yang hampir tiap 2 tahun harus pindah tugas. Klo beli ruko/rumah di kota A, belum tentu akan balik di kota tersebut suatu saat. mohon penjelasannya

    Suka

    1. Wah, sy tdk punya referensi ttg yg spt ini. Tapi setiap tantangan pasti ada solusinya, asal kita kreatif dan berpikir out of the box. Pastinya ada org spt anda yg telah menemukan solusinya. Temukan

      Suka

    2. Saran saya, sebaiknya tentukan dulu kota yang paling nyaman untuk anda dan keluarga, baru beli rumah di sana. Setelah itu klo dipindah tugas ya minta disediakan tempat tinggal di kota dinas.

      Suka

  14. klo aq ngontrak dulu gpp.
    tpi smpe 2 thn ajj? jgn lama”

    uda gtu nyicil beli rumah walau sdikit”, beli motor? dll

    Suka

  15. jgn kaya org kontrakan dsamping rumah q ? pnya suami pelit .ga mau beli kndaraan. rumah ajj pngen,a ngontrak s’umur hdup

    Suka

  16. Maunya sih rumah sekaligus toko alias ruko pak, tapi berhubung kondisi keuangan belum memungkinkan jadi beli rumah dulu yg pas di kantong, sedangkan toko masih nebeng rumah ortu, but still I aim to have my own store..insyaAllah

    Suka

  17. kalo aq sih beli mobil dulu,, kpn lg menikmati kesenangan hasil jerih payah,, asyk mulu cari uag udah bongkok ga dapat lg menikmati naek mobil mewah..

    Suka

  18. Klu saya setudju sama pak roni usaha dulu amankan bru dri sana rumah n mobil . Soalnya kerasa sama bpk saya. Beliau berwirausaha alhamdulilahh kebeli semuanya dri usaha.

    Suka

Tinggalkan komentar