Membangun atau Menanam?

Brida, novel terjemahan karya Paulo Coelho baru saja terbit dan sekarang sudah dalam genggaman saya.

Bagian penutup kata pengantarnya membuat saya termenung dan berpikir dalam. Apa yang dimaksud oleh sang penulis ini.

Ayo, sama-sama kita renungkan kutipan ini:

“Dalam hidup, setiap orang bisa mengambil dua sikap: membangun atau menanam.

Para pembangun mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun menyelesaikan pekerjaan mereka, tapi suatu hari mereka menyelesaikan apa yang mereka lakukan.

Kemudian mereka sadar bahwa mereka terkurung oleh tembok-tembok mereka sendiri. Hidup kehilangan maknanya ketika pembangun berhenti.

Lalu ada pula mereka yang menanam. Mereka bertahan melewati banyak badai dan melewati segala perubahan musim, dan mereka jarang bisa beristirahat.

Tapi, tidak seperti bangunan, kebun tak pernah berhenti tumbuh. Dan selagi kebun itu membutuhkan perhatian penuh tukang kebun, kebun itu juga membuat hidup sang tukang kebun menjadi petualangan besar.

Para tukang kebun selalu saling mengenali satu sama lain karena mereka tahu bahwa dalam sejarah tiap-tiap tumbuhan, DUNIA ikut berkembang.”

Jelas, saya memilih untuk menanam.

Seperti apa manifestasinya dalam kehidupan saya? Sedang saya pikirkan.

8 pemikiran pada “Membangun atau Menanam?

  1. Pilihan membangun atau menanam, seperti cerita dua saudara latin, yang satu memilih terus memenuhi pesanan air dengan membawa ember, yang satu memilih membuat saluran pipa air. Kalau yang pernah tahu cerita ini. Kurang lebih mirip filosofinya. Bersedekah atau menumpuk harta 🙂 Syukron

    Suka

  2. Tentu memilih menanam. Saat yang terbaik adalah menikmati proses menanam-nya meski belum tentu kelak kita yang memanen. Harapannya siapapun yang memanen hasilnya kelak mendapat yang terbaik. Itu baru disebut sukses.

    Selamat siang, Pak.

    🙂

    Suka

  3. setiap apa yg kita perhatikan akan tumbuh berkembang dengan baik. perhatian adalah bentuk menanam dan membangun..karena orang kaya selalu cenderung memilih keduanya,begitulah anjuran dari t harv eker

    Suka

Tinggalkan komentar