Kekayaan Tak Berwujud

Menurut studi di Harvard, hampir 75% nilai dari perusahaan-perusahaan besar itu bentuknya adalah kekayaan tak berwujud (intangible assets), seperti sumber daya manusia, nilai merek, organisasi, informasi, budaya, karakter, kepemimpinan, pelanggan yang loyal,
paten/lisensi/royalti, sistim, model bisnis, proses bisnis,
ide/kreativitas dan sebagainya.

Saya pernah baca bahwa nilai merek dari Coca Cola itu jauh lebih tinggi daripada nilai asetnya yang berwujud seperti gedung, pabrik.

Facebook dinilai miliaran dolar bukan karena aset fisiknya, tapi karena basis penggunanya yang ratusan juta orang. Demikian juga dengan Kaskus, Detikcom dan Hotmail yang saya ceritakan kemarin.

Zappos yang baru berusia 10 tahun dibeli Amazon senilai lebih dari 1 miliar dolar bukan karena gudang sepatunya, tapi karena karakter berbisnisnya dan konsep “delivering happiness-nya” yang mengagumkan itu.

Semuanya dinilai dari kekayaan tidak berwujud dan “tersembunyi”.

Bisnis kita fokus ke yang mana? Aset berwujud atau tak berwujud?

10 pemikiran pada “Kekayaan Tak Berwujud

  1. Bisnis online, besar ataupun kecil tentunya lebih mengandalkan intangible asset. Di bisnis saya informasi, proses bisnis dan pelayanan konsumen menjadi asset utama dan memiliki nilai kompetitif menghadapi persaingan dlm industri sejenis.

    Suka

  2. kebetulan aku baru baca buku nya rhenald kasali yang membicarkan hal ini… sangat inspiratif ….

    intangable adalah yang harus kita bangun, kita pertahankan, kita kembangkan dalam usaha kita … semangat mencoba, salah, mencoba lagi … terus sampe berhasil dan berkembang

    Suka

Tinggalkan komentar