Wirausaha Indonesia Sudah 1,56%

Ini adalah berita gembira di awal tahun.

Dalam 1 tahun rasio jumlah wirausaha Indonesia meningkat dari hanya 0,24% menjadi 1,56% atau 3,744 juta pelaku.

Angka ini tercapai berkat program Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diluncurkan pada 2 Februari 2011, kata Menkop UKM Syarif Hasan.

Saya sangat surprise mendapat berita ini, apalagi angka itu hanya dicapai dalam 1 tahun saja. Sebentar lagi tentu angka psikologis minimal 2% akan tercapai.

5 pemikiran pada “Wirausaha Indonesia Sudah 1,56%

  1. Jumlah angka-angka kaum wirausahawan ini sudah terlalu sering muncul di media.

    Namun ajaibnya, saya tidak pernah menemukan kriteria wirausaha yang dipakai Kantor UKM, untuk menentuka jumlah wirausaha.

    Sebab, kalau definisi UKM yang dipakai (sebuah usaha mandiri dengan omzet dibawah 50 jt/bulan), maka jumlah pelaku UKM di Indonesia sudah lebih dari 40 juta orang.

    Setahu saya pelaku UKM juga merupakan wirausahawan.

    Sampai hari ini saya penasaran, kenapa jumlah wirausaha di Indonesia dibilang hanya 1,56 % (atau bahkan 0,24%).

    Penjual bakso di jalanan, apakah mereka bukan wirausaha? Atau penjual toko kelontong di kampung-kampung, bukankan mereka juga dapat disebut sebagai wirausaha?

    Kalau demikian, maka jumlah wirausaha di Indonesia pasti diatas 40 juta orang.

    Jadi angka 2 % yang sering-sering ditulis itu bagi saya merupakan MITOS dan KEAJAIBAN MISTERIUS.

    Suka

  2. Komentar diatas adalah my comment. Ndak tau kenapa identitas agak “kacau”.

    Suka

  3. Gerakan entrepreneurship yg digagas banyak orang, tampaknya sekarang sudah mulai menuai hasil. Anak-anak saya jelas sdh gak berorientasi cari kerja. Yang menggembirakan adalah ketika pulang kampung, para ponakan bermimpi jadi pengusaha. Walau konsep dagang belum naik gengsinya, saya melihat, bisnis bagi mereka adalah punya perusahaan yang bisa di beri nama sprt Manet atau Diva Maju Bersama. Menurut saya gak apa, kalau itu bisa menumbuhkan semangat wirausaha, apa salahnya membuat perusahaan. Buka toko baju di bukittinggi misalnya, selain nama toko, kan bisa dilabeli bahwa toko tersebut milik CV. Beladonna, misalnya.

    Yes! Menggeser sudut pandang lalu menggeseri nasib..

    Suka

Tinggalkan komentar