Matematika Allah

Seorang teman berkisah kepada saya. Selain menjadi pedagang sukses yang memiliki beberapa toko ia juga dikenal sebagai ustadz yang sering diundang ceramah.

Di awal berdagang, ia mengelola toko bersama istrinya saja. Semua dilakukan berdua. Karyawan tidak ada, karena omzet belum mencukupi untuk membayar gaji.

Penjualan tertinggi harian biasanya didapat saat malam Minggu. Bisa 2-3 jutaan, katanya. Masalahnya, panggilan ceramah justru lebih sering di malam Minggu. Pusinglah ia. Istrinya sering mengeluh kerepotan melayani pembeli sendirian.

Dalam hati ia berharap tidak ada undangan ceramah atau ada pembatalan.

“Doa”-nya terkabul. Tiga minggu berturut-turut tidak ada undangan ceramah.

Tapi apa yang terjadi, bukannya omzet malah bertambah, tapi sebaliknya, turun sampai 500 ribu saja.

Ia pun tersadar. Jangan-jangan ini teguran dari Allah. Ia melepaskan pekerjaan dakwah untuk urusan toko.

Akhirnya ia memutuskan untuk mencari karyawan.

“Mau digaji dengan apa?”, ujar istrinya khawatir.

“Tenang aja, Allah yang gaji”, jawabnya yakin.

Apa yang terjadi setelah dia dibantu karyawan? Omzetnya malah naik sampai 4-5 juta.

Subhanallah. Akhirnya ia yakin dan percaya dengan rahasia matematika Allah. Sejak itu bisnisnya terus tumbuh dan membesar dan ia terus mempraktekkan “matematika Allah” ini dalam setiap aspek bisnisnya.

Karyawannya igaji paling tinggi di lingkungan itu. Mobilnya pun ia wakafkan untuk digunakan sebagai sarana dakwah. “Mobil saya jadi banyak baret, biarin aja”, ujarnya.

Uniknya, tidak pernah menerima sepeser pun bayaran dari kegiatan mengisi ceramah itu. Kalau dipaksa, ia terima tapi dikembalikan lagi sebagai infak untuk masjid atau pesantren yang mengundangnya.

Ceritanya ini mengingatkan saya dengan berita di infotainment tentang ustadz seleb yang membatalkan ceramah gara-gara bayarannya kurang.

Saya pikir, ustadz seleb ini perlu belajar matematika Allah kepada ustadz entrepreneur ini.

6 pemikiran pada “Matematika Allah

  1. Thanks pak Roni for sharing kisah Matematika Allah ini. Selalu ada pelajaran-pelajaran berharga dari sekitar kita.

    Saya malah ga ngikutin soal Ustadz Seleb. hehehe

    Regards, NovanRestu

    Suka

Tinggalkan komentar