Empower, Liberate, Loose

Leo Babauta, blogger http://www.mnmlist.com yang pemikirannya banyak mempengaruhi saya suatu ketika ditanya temannya tentang bagaimana mengasuh 6 orang anaknya yang masih kecil-kecil dan tanpa pengasuh (minimalis kok anaknya 6? :))

“Gampang”, jawabnya.

“Setiap anak bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan adiknya. Si sulung membantu yang nomor dua. Si nomor dua membantu yang nomor 3. Demikian seterusnya.”

Selepas Lebaran, 2 orang asisten rumah tangga kami tidak balik lagi. Yang satu memutuskan untuk menikah dan temannya yang kebetulan satu kampung merasa berat untuk berangkat sendirian.

Belajar dari Leo, saya dan istri sudah mulai mendidik anak-anak supaya mandiri sejak kecil. Vito (5 tahun) dan Vino (3,5 tahun) sudah dibiasakan mandi sendiri, berpakaian sendiri, makan, dan sebagainya. Mereka tidak tergantung dengan mbaknya.

Di kantor, saya lebih banyak berposisi sebagai mentor atau pelatih bagi para karyawan. Mereka saya ajari untuk bisa melakukan aktivitas yang nyerempet risiko.

Mereka saya bebaskan mengambil keputusan tanpa intervensi saya terlalu jauh. Hasilnya, saya tidak banyak lagi melakukan kontrol. Terlalu banyak yang dikontrol itu bikin stress dan rambut rontok.

Contohnya waktu menjelang libur lebaran kemarin. Mereka saya persilakan berembuk menentukan kapan libur dan kapan masuk. Saya hanya mengikuti saja.

Berapa jumlah produk yang akan diproduksi juga saya serahkan kepada mereka. Warna apa yang dipilih, disain seperti apa yang laris, corak bahan seperti apa yang digemari, mereka lebih tahu daripada saya.

Memang, banyak risiko juga dengan pendekatan ini. Tapi saya lebih suka risiko daripada stress sendiri melakukan kontrol untuk semuanya.

Ada buku menarik tentang gaya manajemen seperti ini. Loose, The Future of Business is Letting Go. Ini buku gue banget 🙂

Badroni Yuzirman
http://www.manetvision.com
http://www.roniyuzirman.com
@roniyuzirman

5 pemikiran pada “Empower, Liberate, Loose

  1. Saya termasuk yang setuju istilah “banyak anak banyak rejeki” …. dan menurut saya program KB pemerintah tidak cocok diterapkan di luar Jawa, soalnya penduduknya masih sedikit…masih banyak kekurangan SDM (eh, nyambung ga yah komennya :D)

    Suka

Tinggalkan komentar