One Minute Awareness di Halal Bihalal TDA

DSCN0656_resizeSaya selalu tertarik dengan cerita titik balik kehidupan yang dialami orang-orang sukses.

Saya selalu penasaran, ALASAN apa yang membuat mereka melakukan semua ini? Saya selalu ingin tahu apa yang melatarbelakangi seseorang sehingga ia mampu bertahan di tengah hantaman badai dalam meraih impianya itu.

Nanang Qosim Yusuf (Naqoy), trainer yang tengah naik daun dan penulis buku best seller Seven Awareness itu pun ternyata punya ketertarikan yang sama dengan saya. Ia menyebutnya dengan istilah One Minute Awareness (OMA), kesadaran satu menit yang mengubah segalanya. Saat ini ia sedang menyelesaikan buku terbarunya mengenai topik ini.

Apa itu One Minute Awareness? Silakan baca sendiri bukunya nanti 🙂

Sebelum Mas Naqoy berbicara, saya bertindak sebagai moderator saat Haji Alay (sesepuh dan inspirator TDA) menyampaikan tausiyahnya kepada puluhan member TDA yang berkumpul di Restoran Pondok Laras, Depok.

Pak Haji Alay adalah orang yang sangat “action oriented”. Kisahnya yang sangat menginspirasi adalah ketika ia sampai di Palembang dari Bukittinggi di pagi hari. Siang harinya beliau langsung take action berjualan rokok asongan.

Apa yang membuat beliau seperti itu?

Ternyata itu adalah karena hinaan dari tetangganya di kampung. Karena miskin, keluarga Pak Haji selalu mengkonsumsi daun singkong sebagai lauk teman nasi. Tetangganya menyindir bahwa sejak kepindahan keluarga beliau di situ daun singkong di kebunnya selalu habis.

Pak Haji merasa tersengat dan begitu terhina. Emosi menggelegak di dadanya. Tapi ditahannya. Seperti inilah nasib si miskin, dihinakan. Sejak saat itu beliau berjanji untuk tidak menjadi orang miskin.

Itulah momen One Minute Awareness-nya Pak Haji Alay. Momen titik perubahan dalam hidupnya.

Tung Desem Waringin, pelatih sukses nomor satu di Indonesia saat ini juga punya kisah One Minute Awareness-nya sendiri. Saat ia mengobati sang ayah tercinta di rumah sakit di Singapura, ternyata gajinya sebulan sebagai kepala cabang bank ternama tidak cukup untuk biaya semalam di rumah sakit.

Terpaksa ia memindahkan orang tua tercinta ke kamar kelas 3. “Tung, kamu tidak punya uang ya?”, tanya sang ayah. Saat itulah Pak Tung tertegun, keluar ruangan dan menangis tersedu. Saat itu ia berjanji untuk menjadi orang yang berkecukupan agar bisa memberikan yang terbaik bagi sang ayah.

Basrizal Koto, pengusaha ternama dari Padang dan ketua Saudagar Minang yang punya banyak bisnis termasuk hotel dan peternakan sapi terbesar itu juga punya One Minute Awareness-nya sendiri. Orang tuanya pernah dihina karena selalu meminjam beras kepada tetangganya. Saat terakhir kali meminjam, sang tetangga mengatakan, “beras yang dulu saja belum dibayar, makan dengan batu saja!”

Mas Naqoy, bisa sukses seperti sekarang juga punya OMA saat ia berkuliah di IAIN Syarif Hidayatullah dan tidak bisa beraktivitas layaknya mahasiswa lain. Ia tidak bisa ikut HMI dan organisasi-organisasi kemahasiswaan lainnya karena harus mencari tambahan uang untuk membiayai kuliahnya dengan menjadi penjaga sepatu di masjid. Suatu saat ia bersujud dan berdoa kepada Allah sambil memvisualkan masa depan yang ideal di imajinasinya. Itulah momen OMA-nya. Saat ini visualisasi itu telah menjadi kenyataan.

Kita semua pasti punya momen OMA itu. Momen di mana kita memutuskan untuk melakukan perubahan besar dalam hidup.

Apakah anda juga punya pengalaman ini?

Ditunggu komentarnya di blog ini.

Salam FUUUNtastic! SuksesMulia!
Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA

NB: Selamat dan terima kasih untuk TDA Depok yang telah sudah menyelenggarakan kegiatan ini dengan baik dan penuh manfaat bagi yang hadir. Cerita saya ini hanya sebagian kecil dari yang bisa saya dapatkan kemarin. Insya Allah, insight lain akan saya tulis menyusul

9 pemikiran pada “One Minute Awareness di Halal Bihalal TDA

  1. Betul pak hampir semua orang sukses pernah merasakan yang namanya momen untuk bangkit. One minutes awareness istilah yang menarik…Pak Roni sendiri pasti ada pengalaman juga? kok ga sekalian ditulis pak? ^_^

    Suka

  2. Mas Roni, salam kenal. Nama saya Budhi. Pada saat Pesta Blogger kemarin kita sempat berdiskusi. Tulisan Anda memang betul-betul inspiratif dan memotivasi. Terus terang, saat ini saya berada pada zona amfibi (meminjam istilah Pak Nukman kemarin). Mudah-mudahan tulisan-tulisan seperti ini akan semakin memotivasi saya. Kalau ada waktu tolong siggah di blog saya di UntungNyata.com. Blog yang masih prematur dan butuh perbaikan di sana sini.

    Salam.

    Suka

  3. Saya sendiri belum punya pengalaman OMA.
    Tapi saya sering melihat dan memperhatikan di lingkungan saya banyak orang2 yang waktu kecil miskin. Sekarang banyak yang sukses.

    Mungkin itu karena mereka terbiasa berpikir kreatif untuk mencari uang sejak kecil. Jadi jiwa entrepreneurnya sudah terasah sejak kecil.

    Salam Sukses,
    Ardhi
    Video Facebook GRATIS

    Suka

  4. Assalammualaikum Pak Roni,
    Aku juga salah seorang peserta Blogpreneur di Pesta Blogger kemarin. Membaca tulisan ini, aku jadi inget pesen Pak Roni waktu aku tanya “Motivasi manakah yang lebih besar efeknya untuk menjadi seorang Entrepreneur: Impian yang besar atau Kondisi Kepepet?” dan kemarin Pak Roni juga sempet bilang kalau hinaan pun bisa jadi motivasi buat kita untuk menjadi seorang Entrepreneur.

    Aku jadi ingat hinaan-hinaan yang pernah dilontarkan oleh temenku sendiri 😦 Aku yakin, aku PASTI BISA menjadi pengusaha sukses! Amin.

    Suka

Tinggalkan komentar