Beberapa tahun lalu kami sering ke Malaysia dan setiap makan di restoran India mamak (restoran India muslim), saya selalu pesan roti canai plus teh tarik. Sehari bisa sampai tiga kali!
Di Jakarta, kalau kangen makanan itu, kami sengaja mencari di resto-resto ala Penang yang bertaburan di Jakarta, seperti Penang Bistro, Penang Village atau Malay Village.
Beberapa minggu lalu saya menjamu seorang paman dari Jambi yang kebetulan sedang di Jakarta di Malay Village, Citos. Roti Canai pun kami pesan sampai 4 porsi.
Iseng-iseng saya tanya, apakah bisa bikin roti canai seperti ini. Bisa, jawabnya. Ibundanya, atau nenek saya itu ternyata lama tinggal di Malaysia. Nenek ini mahir membuat roti canai dan resepnya diwariskan ke anak-anaknya.
Ternyata tidak mudah membuatnya. Perlu kesabaran dan kekuatan fisik. Tenaga laki-laki dibutuhkan untuk membuat adonannya. Kuah karinya sendiri adalah hasil campuran lebih dari 15 jenis bumbu yang membingungkan orang awam seperti saya.
Sepulangnya kembali ke Jambi, saya pun memberanikan diri untuk membuat sendiri adonan rotinya. Memang berat. Sampai sekarang tangan dan perut saya masih terasa pegal karena menekan, membanting dan mengaduk adonan roti.
Bagi saya, ini sebuah prestasi, titik balik, breakthrough. Sejak lama saya berencana mau belajar masak, tapi tak pernah kesampaian. Selalu ada alasan untuk menunda.
Memulai langkah awal itu yang terberat. Kalau sudah mulai akan terasa asyiknya.
Saat memulai bisnis juga begitu kan? Beraaat baget rasanya. Rasa ragu, takut, khawatir berkecamuk.
Begitu memulai selangkah dua langkah, eh kok enak. Akhirnya ketagihan. Akhirnya jadi unstoppable. Bukankah begitu?
PS: Semua yang telah mencicipi selalu berkomentar enak. Tidak kalah dengan yang di restoran. Hmmm, business opportunity nih…
Mindful Living 
Sy tertarik skali bwt buka bisnis khusus t4 mkn roti canai, di mks hanya bbrp t4 sj yg khusus canai..
Ada kah tips2 khusus ato t4 bwt belajar bqn roti n teh tarikx
Terima kasih
SukaSuka