Debt Free Living, Hidup Tanpa Berhutang

Sebuah perbincangan singkat dapat mengubah paradigma.

Hal ini terjadi pada diri saya kemarin.

Seperti biasa, setiap Selasa pagi saya menghadiri “Power Breakfast” bersama teman-teman TDA di Oh Lala Kafe, Thamrin.

Topik yang kami bicarakan apa saja, ngalor ngidul namun tetap bergizi.

Kali ini Pak Fauzi Rachmanto memaparkan sebuah konsep yang baru saja didapatnya dari mengikuti pelatihan bersama Pak Heppy Trenggono dari Indonesian Islamic Business Forum, tentang gaya hidup dan berbisnis yang “debt free”, tanpa hutang.

How come?

Di era sekarang ini rasanya sulit untuk hidup tanpa hutang. Kita semua pasti punya kartu kredit. Bagi yang bisnisnya sedang bertumbuh pastilah butuh sokongan kapital dari pinjaman bank. Bagi yang ingin memiliki rumah atau mobil biasanya juga disokong oleh pinjaman bank.

Oleh Pak Heppy, semua itu “diharamkan”.

Hutang itu adalah ilusi, katanya. Anda hidup di dunia yang tidak sebenarnya. Anda bergaya hidup “seolah-olah”. Dengan mengendarai mobil mewah, anda bergaya hidup seolah-olah orang kaya, padahal itu semua adalah ilusi.

Saya bisa menerima argumen ini. Saya pun menggunakan jasa dari bank tapi menurut saya masih dalam level yang aman. Ada istilah good debt dan bad debt. Good debt adalah pinjaman yang kita gunakan untuk keperluan produktif, sementara bad debt adalah sebaliknya.

Selama ini saya masih berpegang pada prinsip bahwa pinjaman itu boleh asalkan dalam tingkat yang “aman” dan merupakan good debt.

Tingkat yang aman menurut saya adalah bahwa total cicilan per bulan tidak boleh lebih dari 1/3 pendapatan dan pendapatan harus mampu meng-cover pinjaman itu paling lama 2 tahun. Selagi menjaga level aman itu, menurut saya fine-fine aja.

Namun, Pak Heppy berpendapat lain. Kenapa kita tidak berani berpikir menentang arus dengan hidup tanpa hutang sama sekali?

Selama ini mindset kita dicekokin dengan hutang. Bahwa bisnis tidak mungkin berkembang tanpa berhutang.

Bukankah ada cara lain, selain berhutang?

Nah, inilah pernyataan yang membuat saya surprise. Benar juga ya. Kenapa kita tidak memilih cara lain? Misalnya dengan mengubah pinjaman menjadi equity?

Pak Heppy dulu sempat bangkrut meninggalkan hutang Rp. 62 miliar. Sekarang asetnya sudah Rp. 6 triliun dan itu didapat tanpa berhutang sama sekali.

Bagaimana caranya? Dengan mengubah pinjaman menjadi equity. Cara ini memang tidak mudah, tapi bisa. Inilah tantangannya.

Beranikah kita hidup tanpa hutang dengan mengubah paradigma berpikir kemudian menempuh jalan alternatif yang lain.

Di barat saya – seperti yang sering saya tulis – tengah berkembang banyak cara berpikir dan gaya hidup alternatif. Ada gaya hidup minimalis yang menentang konsumerisme, ada gaya hidup vegetarian yang anti makan daging, ada gaya hidup slow yang mengoreksi gaya hidup serba cepat. Ada juga gaya hidup debt free yang menentang gaya hidup serba berhutang yang mengakibatkan ekonomi Amerika ambruk beberapa waktu lalu.

Indonesia sedang mengarah menuju negara maju seperti Amerika. Pertumbuhan ekonomi kita mantap. Kelas menengah tumbuh dengan daya beli yang terus naik. Mulailah mereka mengikuti gaya hidup modern di barat sana, gaya hidup “buy now, pay later”. Gesek sana gesek sini. Ini berbahaya. Kalau tidak dikontrol, kita bisa masuk lubang yang sama seperti di Amerika.

Saatnya kita berpikir untuk melakukan perubahan gaya hidup dan cara berpikir.

Saya masih belum menerima secara lengkap konsep debt free ini. Komunitas TDA tengah merancang kegiatan dengan Pak Heppy agar bisa menjelaskan konsep ini.

Sebagai sebuah ide alternatif, ini saya terima dulu. Kenapa tidak dicoba?

Menantang….

35 pemikiran pada “Debt Free Living, Hidup Tanpa Berhutang

  1. setuju untuk hidup menghindari hutang sama sekali…

    di blognya 37Signals malah ada 1 seri khusus yg diberi nama Bootstrapper, Profitable & Proud yang isinya perusahaan2 yang sudah mencapai $1 juta tanpa pinjaman bank atau tanpa menggaet investor

    Suka

    1. dijadikan saham,bisa partner dengan teman yang usahanya udah maju atau usahanya udah dapat pasar hanya kebentur dengan modal tambahan..

      Suka

  2. Salam.
    Tulisan pak Rony seperti biasa selalu inspiratif. Gagasan ini memang tidak terlalu baru, tetapi lagi-lagi kita dihadapkan dengan banyak tantangan. Khususnya, bagi mereka yang berpendapatan amat minim. Menurut saya, jalan keluarnya adalah menurunkan segala keinginan yang tidak terlalu penting. Dalam hal ini, Islam juga memperkenalkan konsep hidup zuhud dan waraknya yang layak dipraktikkan. Dan, disinilah tantangan terberatnya lantaran masyarakat kita sudah dihadapkan dengan pola hidup konsumtif. Semoga Tuhan memudahkan langkah-kita, khususnya TDA.

    Suka

  3. saat ini saya sendiri masih berupaya mempraktekkan debt free walau belum sempurna seperti punya kartu kredit hanya satu, dengan tujuan mempermudah ketika perjalanan ke luar kota atau negeri, mudah2-an kedepan bisa benar2 lepas dari kartu kredit.

    lalu untuk usaha tidak melakukan pinjaman ke bank walau demikian ada juga dari teman dan famliy :). yah semoga juga terwujud debt free nya atau minimal dikurangi.

    Suka

  4. Saya tidak pernah berutang dengan bank atau siapapun. Dan tidak pernah beli apapun — mobil, rumah, laptop — dengan cara kredit.

    Memang kuncinya mungkin ini : we have to produce income yang jauh lebih banyak dibanding cost (biaya).

    Kebetulan bisnis saya adalah knowledge-based business, jadi modal uangnya nyaris zero….yang diperlukan brain capital (intangible capital).

    Suka

  5. Saya sangat senang dengan tulisan Mas Rony perihal Hutang. Hanpir semua pengusaha Kecil./Menengah/Besar, tidak terlepas dari jeratan Hutang.

    Pemikiran Pak Heppy, tentang Hidup Tanpa Hutang, saya pribadi sangat setuju sekali. Bagaimanapun juga Hutang termasuk Energi Negatif, sehingga banyak jalan untuk mendapatkannya. Ada yang gali lubang tutup lobang Kartu Kredit, Penggorengan Transaksi Bank, Pemalsuan aggunan, Penyulapan akuntansi Keuangan, dll.

    Saya pribadi, hanpir 6 th terjerat hutang besar belum terlunaskan. Beberapa bulan yang lalu saya niatkan unt tidak berhutang lagi

    Terumakasih Mas Rony dan Pak Heppy, semoga kita terbebas dari Jeratan Hutang

    Suka

  6. saya setuju dengan pernyataan pak Heppy..tapi bagaimana nasib masyarakat biasa yang ingin mengembangkan usahanya? mereka tidak punya sanak-saudara yang punya uang lebih sehingga jalan satu-satunya adalah meng-Hutang ke Bank..
    mohon penjelasannya…

    Suka

  7. wah, saya rasa gagasan-gagasan dari Pak Heppy sangat menarik, perlu diekplor lebih lanjut tuh, Pak Roni.. 🙂

    setahu saya untuk mulai bebas dari hutang itu harus dimulai dengan gaya hidup yang sederhana, tak berlebih-lebihan. Hidup sederhana membuat segalanya jadi lebih ringan. Ada pernah saya baca juga bahwa orang-orang sekelas Warren Buffet, Bill Gates dan Ingvar Kamprad juga hidup sederhana, jauh dari bergelimang kemewahan dan fasilitas luks yang sesuai dengan kekayaan mereka. Rumah Warren sangat sederhana bahkan mirip Barn (gudang), hanya memiliki 3 kamar. Ia juga tak begitu suka bepergian, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, nonton TV sambil makan popcorn. Sam Walton cuma mengendarai truk pick up yang digunakannya selama berpuluh tahun.

    Kebahagiaan itu ada pada kesederhanaan.

    Suka

  8. same question:

    bisa dijelaskan lebih lanjut ga pak tentang “Bukankah ada cara lain, selain berhutang? Nah, inilah pernyataan yang membuat saya surprise. Benar juga ya. Kenapa kita tidak memilih cara lain? Misalnya dengan mengubah pinjaman menjadi equity?”

    Terimakasih untuk gagasannya yang cukup menggugah

    Suka

  9. Setuju Pak. Alhamdulillah saya tidak berhutang, dan rasanya hidup aman, damai sentausa hehehe. Ditunggu pembahasan lebih detail selanjutnya Pak Rony 🙂

    Suka

  10. Mulai sekarang harus kita niatkan untuk membangun usaha tanpa berhutang, kalau sudah terlanjur niatkan untuk segera melunasinya.

    Hidup akan lebih nikmat dan tidak terbebani, kalau setiap bulan tidak ada yang mengejar-ngejar karena berhutang.

    Dengan menulis ini, semoga energi dan niatan untuk dapat segera melunasi tanggungan dan seluruh hutang bisa terwujudkan.

    Suka

  11. asslam,saya suka dengan semua tullisan bapak roni, saya salah satu penggemar dari bapak badroni,pertanyaán saya :
    apakah semua tulisan itu sudah bapak terapkan????

    Suka

  12. wew.. dari berhutang 62 M jadi punya aset 6 T,,, bagaimana caranya ya, mau dunk di ajarkan ….. *ngarepbanget.co.id

    btw, seperti biasa, sangat menginspirasi, da Roni…. 🙂

    Suka

  13. Debt free living sangat menginspirasi…jarang saya temui suatu tulisan supaya kita tidak berhutang. Mungkin kalau untuk konsumsi sangat baik tetapi kalau untuk usaha? tanpa berhutang? perlu suatu terobosan yang sangat kreatif saya pikir walaupun masih sangat memungkinkan.

    Suka

  14. tulisan yang sangat impressive & inspiratif, boleh dong kasih contoh2 riilnya dalam menghadapi tantangan hidup, khususnya dalam bisnis.
    tulisan mas ronny membawa kita lebih meyakini bahwa kita harus selalu berusaha, berdoa & berikhtiar agar allah swt selalu & pasti memberikan jalan pada hambanya yang senang akan kegigihan, sabar hadapi hidup.

    Suka

  15. setuju dengan Pak Harmanto, sekarang semakin jelas bagi saya kenapa Allah menyuruh kita bekerja, bekerja dan bekerja, sedang hasilnya Allah yang menentukan . ” Bekerjalah kamu Allah, Rasul dan orang-orang beriman akan melihatnya”

    Suka

  16. Saya dulu sangat menghindari hutang sehingga saya tidak pernah kredit apa pun. Kalau pengin sesuatu, mengumpulkan uang hingga mampu membeli sesuatu itu. Akan tetapi, akhirnya saya melunak sedikit dan mengkredit rumah. Tapi tetap saja hati saya nggak nyaman dengan hutang itu.

    Suka

  17. Idealnya memang sebaiknya membangun bisnis tidak memakai hutang. Akan tetapi tidak setiap orang mau menyertakan dalam bentuk equity ataupun mungkin hutangnya dikonversikan menjadi equity.

    Permasalahan tersebut yang membuat kita terkadang harus berhutang untuk membangun bisnis.

    Suka

      1. Maksud saya kalo kita terlanjur punya hutang dg bank, apakah bisa diubah menjadi equity? Kalo bisa, bagaimana mekanismenya? Terima kasih

        Suka

  18. Artikel yg mnginspirasi smoga sy bisa trapkn n kluar jeratan hutang debt free d bank yg awalx cmn pnjm 50 jt dn skrg mnjadi krg lbh 700 jt..cape n letih sngt melelahkn punya hutang sbnyk itu..

    Suka

Tinggalkan komentar