Mari Jalan Kaki

Saya lagi baca buku baru karya Arianna Huffington berjudul Thrive (sudah ada di Periplus).

Buku ini berisi tentang wisdom dari pendiri The Huffington Post yang fenomenal itu.

Dari pengalaman hidupnya, di buku ini ia berbagai dan meredefinisikan makna dari “sukses” itu menurut versinya.

Salah satu definisi sukses yang sering ia kampanyekan adalah tentang tidur. Ya, menurutnya sukses itu adalah “tidur yang cukup”.

Ia pernah mengalami pengejaran sukses yang begitu menguras energinya. Bekerja non stop 18 jam sehari pernah dilakukannya saat awal berdirinya The Huffington Post.

Sebuah persistiwa menjadi “teguran” baginya ketika tiba-tiba ia jatuh dan kepalanya terbentur ujung meja. Darah mengucur dan ia tak sadarkan diri. Itulah momen penyadaran dirinya bahwa sukses yang ia kejar bukanlah sukses yang sesungguhnya.

Sejak itu ia mulai berpikir dan meredefinisi makna sukses itu. Di situlah menariknya buku itu bagi saya.

Kalau sering baca Huffington Post akan terasa bedanya dengan channel berita mainstream yang lain. Sejak itu saya mengikuti pemikiran @ariannahuff, pendirinya ini di Twitter.

Saya tidak akan sharing poin-poin isi buku itu di sini, karena masih seperempat yang dibaca. Namun ada bagian yang menarik sekali yaitu mengenai kecintaan Arianna akan jalan kaki dan filosofi di baliknya. Kebetulan saya juga penggemar jalan kaki.

Ini beberapa kutipannya:

– There are many problems for which walking is the solution – Diogenes (Greek Philosopher).

– Over the years, I came to realize tha a journey that is full of adveture and discovery doesn’t have to involve planes and cars and passports. The benefit of a journey are available simply by walking.

– The purpose of walking was to clear the mind of thoughts. The object of walking is to relax the mind. You should therefore not permit yourself event to think while you walk. But divert your attention by objects surroundings you – Thomas Jefferson.

– I would walk along the quais when I had finished work or when I was trying to think something out. It was easier to think if I was walking – Ernest Hemingway.

– Only thoughts conceived while walking have any value – Nietzche

– Walking isn’t just a means to an end; it is the end itself. The walking I speak has nothing in it akin to taking exercise… but itself the enterprise and adventure of the day – Henry David Thoreau

– In a series of studies, researches found that 94 percent of those who took part – walking, running, cycling, gardening – saw mental health benefit – University of Essex

3 pemikiran pada “Mari Jalan Kaki

  1. sejak lulus kuliah, yaitu tahun 2003, saya memutuskan untuk tidak mau mengendarai kendaraan sendiri, walaupun ada mobil dan motor di garasi, alhasil, kemana-mana saya selalu jalan kaki. Untuk menuju tempat yg lebih jauh, pilihan saya adalah naik kendaraan umum, itu pun harus jalan kaki cukup jauh dari rumah ke jalan yang ada mobil umumnya (angkot). Bagi saya, nikmatnya jalan kaki sungguh luar biasa… sampai sekarang, berapa kali saya mengendarai kendaraan sendiri, dapat dihitung dengan jari, bahkan tidak sampai 5x sejak tahun 2003 itu. Selamat mencoba jalan kaki kemana-mana.. hehee..

    Suka

Tinggalkan komentar