Happy Jus Happy Challenge 2009

Undangan yang datang begitu mendadak membuat saya gelagapan untuk menjawabnya. “Mas Roni, mau ikut outbound gak minggu depan di Bali?”, demikian salah seorang dari Virtual Consulting menawari saya.

Outbound? Bali? Liburan? Wah, kesempatan emas nih.

“Tapi harus dengan anak usia 10 tahun ke atas”, lanjutnya. Ini dia masalahnya. Anak saya, Vito, baru 2 tahun usianya.

Saya teringat dengan Echa, kemenakan saya, yang usianya pas 10 tahun. Kenapa nggak ditawari saja?

Singkat cerita, Echa bersedia dan berangkatlah kami berdua ke Bali, dengan tujuan Hotel Grand Mirage, Tanjung Benoa.

Sesampai di sana, kami disambut bak tamu istimewa oleh tim dari Happy Jus. Kalungan bunga kemboja, baru kali ini saya rasakan.

Rupanya ini adalah acara tahunan dari Happy Jus dengan tema sentral “tantangan”. Ya, kegiatan-kegiatan yang akan diikuti belasan anak dari seluruh Indonesia hasil seleksi ini semuanya menantang keberanian mereka.

Bersepeda keliling kampung Bali dan rafting di Sungai Ayung yang indah mempesona adalah agenda hari pertama. Hari kedua diisi dengan kegiatan water sport seperti parasailing, jet ski, scuba diving, flying fish dan banana boat. Semuanya serba menantang. Orang tua yang mendampingi pun harus ikut semua kegiatan itu.

Di sela-sela acara tantangan, kami juga disuguhi aneka games seru, pergelaran seni Bali, face painting, wisata kuliner dan belanja serta aneka lomba antar kelompok. Salah satunya adalah lomba tari Bali yang harus ditampilkan saat acara penutupan. Wah, seru juga.

Saya perhatikan, Echa begitu menikmati setiap kegiatan yang diikutinya. Saya berharap ia dapat banyak pelajaran berharga dalam kegiatan ini. Sehari-hari, ia dan saya yakin seperti kebanyakan anak seusianya, pastilah dihabiskan dengan rutinitas khas anak sekarang: sekolah, les, dan “bermain”.

Nah, khusus untuk waktu bermain, sangat berbeda dengan era ketika saya kecil dulu. Era di mana hiburan digital tidak semarak seperti sekarang ini. Mayoritas aktivitas bermain saya adalah yang bersifat aktif dan berkelompok/sosialisasi, seperti main sepakbola, petak umpet, galasin atau benteng. Semua permainan itu bersifat menantang, berkompetisi, aktif bergerak dan full energi.

Anak-anak sekarang tidak perlu lagi main ke luar rumah. Cukup dengan memenceti tombol game PlayStation, HP, atau komputer. Lebih sering lagi mata mereka memelototi layar tv yang tayangannya sebagian besar bukan untuk mereka. Makanya banyak anak sekarang tubuhnya gemuk-gemuk karena banyak duduk dan kurang bergerak.

Echa cepat akrab dengan teman-teman barunya. Ini juga yang membuat saya senang. Pertemanan akan membuahkan interaksi saling mempengaruhi dan menginspirasi. Dan itu terjadi dengan Echa ketika berakrab ria dengan Aurel, putri dari Ibu Silly. Aurel adalah anak yang punya bakat menulis dan menggambar. Ia punya blog sendiri dan tulisan-tulisannya segera dibukukan awal tahun depan. Echa begitu tertarik dengan kelebihan Aurel ini. Saya teringat dengan novel Laskar Pelangi di mana Ikal begitu terinspirasi oleh kepintaran dan perjuangan hidup dari Lintang. Bahkan Lintang telah menjadi salah satu inspirasinya dalam mengejar impian ketika dewasa.

Dalam kegiatan ini, anak-anak bertemu dengan sejawat seusianya dengan berbagai bakat dan kelebihan. Ada yang pintar menari dan menyanyi. Ada yang punya mental kuat dan tahan banting. Ada yang kalem dan bijaksana. Interaksi antar mereka pasti akan membawa manfaat satu sama lain.

Ini adalah kegiatan positif dan patut didukung. Saya mengapresiasi tinggi dengan segala komitmen dari tim Happy Jus yang telah berupaya keras untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Ini adalah kontribusi Happy Jus dan Sinar Sosro yang akan membekas dengan dalam di hati anak-anak Indonesia.

Terima kasih Happy Jus. Happy Jus memang bikin kamu makin pede!

Salam FUUUNtastic!
Wassalam,

Roni, Owner Manet Busana Muslim, Founder Komunitas TDA

Follow me on Twitter @roniyuzirman