Slow Down dan Hening

Tulisan menarik dari Arvan Pradiansyah, masih terkait dengan tulisan saya kemarin tentang slow down.

Seorang pengusaha kaya ingin memilih salah satu dari 3 anaknya sebagai pewaris kekayaannya.

Lalu ia membuat semacam sayembara dengan menyambunyikan jam emas di gudang yang sangat besar, gelap dan ditimbuni jerami.

Ia menantang ketiga anaknya itu untuk menemukan jam emas dengan caranya masing-masing.

Anak pertama dengan semangat 45 mengais tumpukan jerami dengan tangannya. Setelah seharian, ia pun menyerah dan kelelahan.

Anak kedua kedua lebih canggih, mengais jerami dengan tongkat dibantu cahaya pelita. Namun tetap gagal.

Anak ketiga, yang paling tenang, akhirnya berhasil menemukan jam emas dalam beberapa jam saja, tanpa alat dan pelita.

Ketika ditanya, si bungsu menjawab dia masuk ke gudang dan duduk diam, tenang dan hening sampai beberapa saat ia mendengar suara
tak-tik-tak-tik jam emas itu. Setelah jelas dari mana asal suaranya, ia pun menemukannya dengan mudah.

Ternyata, berusaha keras tidak menjamin kesuksesan.

Ternyata, dengan mengendalikan diri, duduk diam, makin dekatlah kita kepada solusi itu.

Kenapa bisa begitu?

Karena berbagai persoalah hidup sesungguhnya sering bersumber dari dalam diri kita sendiri.

Namun, kita sering tidak menghiraukannya dengan terus ‘mengais’ solusinya di luar diri kita.

Ini mirip dengan Nasruddin Hoja yang mencari paku di halaman rumahnya. Ketika ditanya, di mana pakunya hilang? Di dalam rumah, jawabnya. Kenapa mencari di halaman? Karena di dalam rumah gelap, jawab Nasruddin.

Kita sering berlaku seperti Nasruddin ini.

Mencari ‘ke dalam’ bagi sebagian besar kita sangat sulit. Default mindset kita selalu mengarah ‘ke luar’. Masalahnya ada di luar, solusinya ada di luar.

Dengan slowing down, menjejakkan langkah dengan hati-hati, hening, berdialog dengan diri, menyelaraskan hati, pikiran dan tindakan, sesungguhnya kita berdialog dan meminta kepadaTuhan untuk menemukan solusi sejati bagi segala permasalahan hidup.

NB: Ditulis dengan Blacberry sambil menikmati snack di Cilandak Sport Center, saat menunggu Vito sekolah.

5 pemikiran pada “Slow Down dan Hening

  1. Benar pa Roni, saya sangat setuju : ” Ternyata, dengan mengendalikan diri, duduk diam, makin dekatlah kita kepada solusi itu.”

    kata kuncinya adalah tenang, tenang hati, pikiran, dan tenang dalam bertindak serta mengambil keputusan. Orang yang tenang sebenarnya adalah orang yang mempunyai keyakinan, yakin bahwa dirinya mampu dan bisa… meraih kesuksesan.

    salam sukses luar biasa, pa Roni.

    Suka

  2. Saya hanya manggut2 tersenyum membaca tulisan NB nya pak Roni. Ternyata untuk menulis postingan ini bisa sambil menikmati snack. So untuk mencari solusi, untuk mendapatkan jawaban tidak perlu ‘grasak-grusuk. Cukup tenangkan hati dan pikiran plus menyantap snack đŸ™‚ jadilah tulisan diatas dan menjawab kegelisahan hidup ini. Insya ALLAH.

    Suka

Tinggalkan komentar