Zara dan H&M, Dua Model Bisnis yang Berbeda Tapi Sukses

Mengamati pemain top fashion dunia, pasti 4 nama ini yang muncul: GAP, Zara, H&M dan Uniqlo.

Meski masih di nomor 1, GAP sudah hampir disalip oleh Zara. Tapi H&M juga tidak kalah gesit. Mereka ingin menyalip Zara. Uniqlo, sebagai satu-satunya pemain dari Asia juga tidak sembarangan. Pertumbuhannya sangat cepat, bahkan mengalahkan Zara.

Menarik dan sangat seru pertarungan di tingkat atas itu.

Strategi mereka juga menarik untuk dipelajari.

Zara dan H&M mencapai posisi seperti sekarang ini dengan strategi dan model bisnis yang berbeda, bahkan bertolak belakang.

Zara yang bermarkas di Spanyol melakukan 80% proses bisnisnya secara internal. Memang mahal dan njlimet, tapi itulah strateginya yang terbukti handal sampai sekarang.

Berbeda dengan H&M yang sama-sama dari Eropa. H&M melakuka kebalikan dari Zara. Hampir seluruh produksinya dikerjakan dengan cara outsourcing ke negara-negara yang murah cost-nya.

Perbedaan yang bertolak belakang ini membingungkan para pengamat.

Model bisnis mana yang lebih tepat atau lebih sakti?

Kedua-duanya terbukti berhasil.

So, kesimpulan saya, soal model bisnis itu tergantung dengan bagaimana eksekusi dalam proses bisnisnya. Apakah ekselen atau tidak, atau menurut Jim Collins di buku Good To Great adalah “konsep landak”.

Konsep landak ini mirip dengan competitive advantage-nya Porter. Perusahaan harus punya 1 “killing strategy” yang tidak dipunyai oleh saingannya.

Dalam hal ini, Zara punya killing strategy dengan mengelola semua proses bisnisnya secara internal sehingga ia mampu bergerak dengan sangat cepat yang sulit diikuti pesaing.

So, apa killing strategy bisnis anda?

Badroni Yuzirman
http://www.manetvision.com
http://www.roniyuzirman.com
@roniyuzirman

3 pemikiran pada “Zara dan H&M, Dua Model Bisnis yang Berbeda Tapi Sukses

Tinggalkan komentar